Sabtu, 22 Agustus 2009

kamuflase mereka diatas sumur tohokan

raja siang dipuncak tahta memerintahkan kehidupan siang kita
gigi pisau terurai sesaat wanita tanpa hasrat menghempas tapakan langkah
kembalilah tatapan mata sahabat memandang wajahnya yang terlihat bersahabat
wanita datang menghampiri, dengan tubuh bersetelan kekurangan, saling bersentuh kulit, dan menghempas segala dahaga
bercengkarama, memutar apapun yang pernah dilewati, dengan sesekali mengeluarkan kata hahaha dari lubang hitam berlapiskan bibir merahmuda yang tipis


cakrawala mengganti pakaian menjadi awan kelabu dengan seluruh titik cahaya disekujurnya
layar biru mengisyaratkan api tohokan menusuk dada
bukan kambing hitam
bukan kabar burung
bukan buaya darat, mungkin
wanita tanpa hasrat yang sangat intim yang kurangkul tadi siang hanyalah kamuflase dibawah kulit belang dirinya dan pria air yang berdiri tegak didepan batang hidung
lautan penyesalan menyeruak dari tetesan api pria air
lumatlah detak dan menyerahkan kemungkinan selanjutnya mengatasnamakan cinta, harapan
pemberian kesempatan kedua adalah sebuah gundukan hadiah yang coba dibangun diatas sumur darah yang menyesakan alur darah

persetan apa yang diterima lalu dikirimkan ke otak yang mau tak mau harus teringat
perlukah otak menyimpan memori sandiwara murahan yang mereka lakoni?

sudah.
batunya hati mungkin akan melumat sampai ku benarbenar memahami bahwa tidak semua harapan akan berakhir tersenyum.



gag ngerti knapa gw tibatiba pingin nulis puisi, padahal gw biasanya sangat buruk dalam berbahasa indonesia. mungkin ini hanya sebuah pelampiasan yang gw gag bisa utarakan kepada orang lain dan hanya bisa diperumpakan dalam bentuk seperti ini. semoga mulai besok gw kembali normal. hahah :D





Trissie Brandy (L)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar